Cobalihat katalog hook maguro mackerel with harganya mulai Rp 2.900 tersebar di berbagai toko online, bandingkan jual Hook Maguro Mackerel With ori dan Hook Maguro Mackerel With kw dengan harga murah MenganalIkan Toman Predator Yang Ganas! - Ikan toman merupakan jenis ikan buas dari suku ikan gabus, Ikan toman mempunyai bentuk tubuh yang mirip dengan ikan gabus. Toman dapat tumbuh besar mencapai panjang yang lebih dari satu meter dan menjadi spesies yang terbesar dalam sukunya. Dalam bahasa inggris ikan toman dikenal red snakehead LureJump Frog Bassart Umpan Gabus Toman Casting Sama Dengan Boytep. 000 dari toko online triyasho, Kab. BEBERAPA JENIS IKAN PEMANGSA DITAMBAK . 900. 12:02 8:14 Ini Perbedaan Ikan Gabus dan Lele yang Perlu Kamu Tahu racun ikan gabus monster sungai kecil ikanya luar binasa Di Kota Lain Jadi Ikan Hias Mahal, di Kaltara . Memberi Racun · 5. BeliProduk Perbedaan Ikan Toman Dan Gabus Berkualitas Dengan Harga Murah dari Berbagai Pelapak di Indonesia. Tersedia Gratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama. micropeltes, ikan serandang (C. pleuropthalamus), ikan gabus (C. striata), ikan bujuk (C. lucius), ikan serko (C. melosoma) dan ikan jalai (C. maruloides). Menurut Muslim (2013) di perairan rawa banjiran Sungai Kelekar Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan terdapat 4 spesies ikan genus Channa yaitu C. striata, C. Vay Tiền Nhanh Ggads. Ikan sangatlah banyak jenisnya bahkan tidak terhitung dan belum ada jenis ikan yang kita ketahui jenis dan namanya karena ikan tidak ada habisnya dan banyak sekali populasinya,karena spertiga bumi kita ialah mahluk yang hidup di air. Ikan air tawar juga sangatlah beragam jenisnya,bahkan populasinya dan juga habitatnya,nah pada kesempatan ini saya akan menuliskan tentang Mengenal Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman. Ikan toman dan ikan gabus merupakan jenis ikan yang masih sekeluarga atau lebih tepatnya mereka masih termasuk dalam kelompok atau jenis ikan predator. Biasanya ikan toman sangatlah berwarna bentuknya dan ukurannyapun agak besar dibanding ikan gabus,ikan gabus cenderung memiliki satu warna saja tetapi ikan toman bisanya mereka mempunyai beberapa motip warnanya. Ciri fisik Ikan Toman Komoditi ikan toman snakehead raksasa berwarna merah , dengan garis-garis lateral yang oranye dan hitam muncul setelah sekitar dua bulan. Sebagai toman juga mengalami perubahan garis-garis dan kemerahan , dan malah mengembangkan pola kebiruan – hitam dan putih pada tubuh atasnya. ikan yang dijual dalam perdagangan ikan akuarium yang biasa disebut ” snakeheads merah “. Mereka bisa mendapatkan hingga 4 kaki panjang dan berat sampai 44 kg toman raksasa adalah yang paling agresif dari 30 spesies snakeheads lainya. Spesies ini memiliki kemampuan untuk melompat ke darat dan menghirup udara , meskipun mereka hanya mampu melakukan hal ini di daerah berlumpur atau rawa, maka ikan ini juga di juluki dengan nama ” Mudfish”. Kemampuan untuk menghirup udara dengan menggunakan paru-paru primitif terletak tepat di belakang insang memungkinkan untuk bertahan hidup di genangan air, di mana kandungan oksigen dalam air sangat rendah, dengan muncul ke permukaan dan mengambil sedikut udara. Hal ini juga memungkinkan toman untuk melakukan perjalanan jarak pendek di lumpur , meskipun tidak mampu untuk berburu saat di lumpur , karena tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri sama sekali dengan sirip kecil dibandingkan dengan tubuhnya yang besar . Ciri Fisik Ikan Gabus Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular sehingga dinamai snakehead. Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui “berjalan” di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Semoga dapat bermanfaat dan memeberikan informasi hususnya tentang ikan gabus dan ikan toman. The aims of this research was to comparing the chromosomes number from Channidae family. They are giant snakehead C. micropeltes and ocellated snakehead C. pleuropthalmus. The research was conducted in December 2013-January 2014 in the aquaculture Laboratory, Aquaculture Study Program, Agriculture Faculty, Sriwijaya University for acclimatization of fish, Animals Fisiology Laboratory, Biology Sriwijaya University for made preparations and Laboratory genetic and fish reproductcy Departement of aquaculture, Maritime Affairs and Fishery Faculty Bogor Agriculture Institute for chromosome analysis. Weight of the fish used in this study was 500-600 gram. Analysis performed on chromosome preparations of both fish used squash method with modifications and stain with Giemsa. Based on the results of the two types of fish that Channa genus that have different numbers of chromosomes where giant snakehead has 50 of chromosome number with range 2n=40-50 and ocellated snakehead has 46 of chromosome number with range 2n=43-46. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 125 PERBEDAAN JUMLAH KROMOSOM IKAN TOMAN Channa micropeltes DENGAN IKAN SERANDANG Channa pleuropthalmus The Difference of Chromosome Number Between Giant Snakehead Channa micropeltes and Ocellated Snakehead Channa Pleuropthalmus Resfiza1, Muslim1*, Ade Dwi Sasanti 1 Fakultas Pertanian UNSRI Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp. 0711-728874 *Korespondensi email muslim010378 ABSTRACT The aims of this research was to comparing the chromosomes number from Channidae family. They are giant snakehead C. micropeltes and ocellated snakehead C. pleuropthalmus. The research was conducted in December 2013-January 2014 in the aquaculture Laboratory, Aquaculture Study Program, Agriculture Faculty, Sriwijaya University for acclimatization of fish, Animals Fisiology Laboratory, Biology Sriwijaya University for made preparations and Laboratory genetic and fish reproductcy Departement of aquaculture, Maritime Affairs and Fishery Faculty Bogor Agriculture Institute for chromosome analysis. Weight of the fish used in this study was 500-600 gram. Analysis performed on chromosome preparations of both fish used squash method with modifications and stain with Giemsa. Based on the results of the two types of fish that Channa genus that have different numbers of chromosomes where giant snakehead has 50 of chromosome number with range 2n=40-50 and ocellated snakehead has 46 of chromosome number with range 2n=43-46. Keywords Channa micropeltes, Channa pleuropthalmus, chromosomes PENDAHULUAN Ikan toman Channa micropeltes dan serandang Channa pleuropthalmus merupakan spesies ikan dari famili Channidae. Famili ini memiliki 2 genus yaitu Channa dan Parachanna. Genus Channa adalah ikan asli di Asia dan Parachanna adalah endemik di Afrika. Ikan dari genus ini biasa dikenal dengan sebutan snakehead. Ada 29 spesies snakehead ditemukan di dunia terdiri dari 3 spesies genus Parachanna dan 26 spesies genus Channa Walter et al., 2004. Menurut Muflikhah et al. 2008 di Sumatera Selatan terdapat bermacam-macam jenis ikan dari famili Channidae genus Channa antara lain ikan toman C. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 22 125-134 2014 ISSN 2303-2960 126 micropeltes, ikan serandang C. pleuropthalamus, ikan gabus C. striata, ikan bujuk C. lucius, ikan serko C. melosoma dan ikan jalai C. maruloides. Menurut Muslim 2013 di perairan rawa banjiran Sungai Kelekar Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan terdapat 4 spesies ikan genus Channa yaitu C. striata, C. micropeltes, C. pleuropthalmus dan C. lucius. Keragaman jenis ikan famili Channidae yang ada ditunjukkan oleh perbedaan morfologi dari setiap spesies yang ada. Morfologi ini merupakan hasil penampakan fenotipe yang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan habitatnya. Dalam membedakan fenotipe beberapa spesies ikan dari famili Channidae secara jelas dapat dilakukan dengan melihat morfologi secara langsung. Selain itu juga dapat dilihat secara genotipe dengan mengamati aspek genetik. Menurut Yatim 1991 salah satu cara untuk mengetahui informasi dasar genetik ikan adalah dengan melakukan pengamatan kromosom. Penelitian tentang kromosom ikan-ikan Genus Channa telah dilakukan di luar Indonesia seperti pada ikan C. striata dari Thailand didapat jumlah kromosom diploid 2n adalah 42, dengan kariotipe terdiri dari 6 metasentrik, akrosentrik 2 dan 34 kromosom telosentrik Supiwong et al., 2009. Informasi kromosom sangat bermanfaat untuk pengungkapan keanekaragaman, kekerabatan, dan dalam usaha pelestarian suatu spesies Albert et al., 1989 dalam Djamhuriyah et al., 2001. Selain itu dalam bidang budidaya perairan, pengetahuan mengenai kromosom diperlukan dalam pengembangan usaha budidaya monoseks, ploidisasi, maupun hibridisasi. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi kromosom dari ikan toman C. micropeltes dan ikan serandang C. pleuropthalmus. PELAKSANAAN PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 - Januari 2014. Uji pendahuluan pembuatan preparat dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dan di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Pembuatan preparat dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetik Ikan, Departemen Budidaya Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 127 Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium, tabung mikrotube, hot plate, mikroskop binokuler, kaca preparat, preparat cekung, objek gelas, cover preparat, pipet tetes, spuit suntik, tusuk gigi, tissue, timbangan digital, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah dua spesies ikan genus Channa yaitu ikan toman dan ikan serandang ukuran 500-600 g sebanyak dua ekor untuk masing-masing spesies, larutan stabilizer, kolkisin, larutan giemsa, etanol absolut, kalium klorida KCl, asam asetat glasial, asam asetat, minyak emersi, entelan dan akuades. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratori. Sampel yang diambil terdiri dari dua spesies yang berbeda yaitu ikan toman dan serandang dari perairan rawa sekitar desa Tanjung Pering Indralaya Ogan Ilir. Cara Kerja Aklimatisasi ikan Sebelum dilakukan penelitian, ikan uji yang berhasil didapatkan dipelihara selama tiga hari di akuarium ukuran 40 cm x 50 cm x 30 cm. Selama pemeliharaan, ikan toman dan serandang diberi pakan berupa benih ikan nila. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum. Penyuntikan Ikan Uji dengan Kolkisin Preparat kromosom dibuat dengan metode squash yang mengacu kepada Gul et al., 2004 dalam Roesma et al., 2012 dengan modifikasi. Ikan dalam keadaan hidup ditimbang lalu disuntik dengan larutan kolkisin 0,25 % 0,01 ml/g berat tubuh secara intra abdominal kemudian dipelihara di dalam akuarium dengan aerasi yang baik selama 10 jam. Kemudian ikan uji kemudian di bunuh dengan menusukkan jarum pada bagian hipotalamus otak, selanjutnya ikan diambil jaringan sirip, ginjal dan insangnya. Pengawetan Jaringan Jaringan diambil lalu dipotong kecil, selanjutnya direndam dalam larutan hipotonik KCl 0,075 M selama 60 menit. Selama perendaman dilakukan pergantian larutan hipotonik setiap 30 menit dengan volume 20 kali volume jaringan. Setelah direndam, jaringan sirip dan insang direndam ke dalam larutan fiksatif larutan Carnoy selama 60 menit 2 x 30 menit. Larutan Carnoy dibuat dengan cara mencampurkan asam asetat glasial dan etanol perbandingan 13 Siagian, 2006. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 128 Pembuatan Preparat Jaringan yang telah difiksasi diambil menggunakan pinset dan selanjutnya disentuhkan pada kertas tissue untuk menghilangkan larutan fiksatif. Sebelum digunakan objek gelas direndam di dalam alkohol 70% selama 2 jam. Kemudian jaringan diletakkan di atas objek gelas serta ditambahkan 3 – 4 tetes asam asetat 50%. Selanjutnya digerak-gerakkan secara perlahan menggunakan tusuk gigi atau ujung pisau bedah agar sel lepas dari jaringan pengikatnya Siagian, 2006. Hasil perlakuan menghasilkan suspensi yang terbentuk ditandai dengan larutan menjadi keruh. Suspensi kemudian diambil menggunakan pipet tetes secara secara perlahan agar tidak membentuk gelembung udara. Suspensi yang sudah diambil kemudian diteteskan di atas objek gelas yang diletakkan di atas hot plate bersuhu 45 – 50 oC. Selanjutnya diambil kembali setelah terbentuk lingkaran ring berdiameter 1 – 1,5 cm. Setiap objek gelas dibuat 3 – 4 buah lingkaran. Setelah terbentuk lingkaran selanjutnya objek gelas dikering – udarakan pada suhu ruang. Pewarnaan Preparat Setelah preparat kering, selanjutnya diwarnai menggunakan larutan giemsa 20%, yaitu mencampurkan giemsa dan akuades dengan perbandingan 2 8. Preparat direndam dalam larutan giemsa selama kurang lebih 30 menit pada suhu ruang. Selanjutnya preparat dibilas menggunakan akuades, kemudian preparat tersebut dikeringkan pada suhu ruang, kemudian preparat siap diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 x untuk dihitung jumlah kromosom. Sebaran kromosom yang baik dapat di amati kemudian difoto Siagian, 2006. Parameter yang diamati Jumlah Kromosom Jumlah kromosom dihitung satu persatu pada tiap preparat kromosom yang diamati menggunakan mikroskop. Analisis Data Data jumlah kromosom dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian diketahui bahwa ikan toman dan serandang memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Adapun hasil penghitungan jumlah kromosom pada ikan toman dan serandang dapat dilihat pada Tabel 1. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 129 Tabel 1. Jumlah kromosom ikan toman dan serandang Adapun gambar kromosom ikan toman dan serandang dengan perbesaran 1000 x disajikan pada Gambar 1 dan 2 dibawah ini. Gambar 1. Kromosom ikan toman A 2n = 50, B 2n = 40, C 2n = 40, D 2n = 45, E 2n = 50 Pembesaran 1000 x dan F bentuk kromosom ikan toman. Gambar 2. Kromosom ikan serandang. A 2n = 46, B 2n = 43, C 2n = 46, D 2n = 40, E 2n = 46, Pembesaran 1000 x dan F bentuk kromosom ikan serandang. Pembahasan Hasil dari pengamatan terhadap preparat ikan toman dan ikan serandang menunjukkan bahwa kromosom terlihat berwarna ungu sesuai dengan pewarnaan yang digunakan Gambar 1 dan 2. Ukuran kromosom terlihat sangat kecil dengan warna gelap. Menurut Stansfield 1991 dalam Parhusip 2010 yang menyatakan Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 130 bahwa pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop cahaya, kromosom- kromosom akan tampak sebagai butiran-butiran yang halus. Kromosom menjadi terlihat terang karena menggulung, memendek dan menebal karena adanya penambahan matriks-matriks protein sewaktu proses pembelahan sel berlangsung kromosom kelihatan seperti badan gelap dalam sel. Beberapa preparat ikan toman dan serandang yang diamati menunjukkan penyebaran kromosom yang terlihat jelas. Jumlah kromosom yang ditemukan menunjukkan hasil yang beragam. Jumlah kromosom dari 5 preparat yang diamati pada ikan toman yaitu 2n = 40-50 dan ikan serandang yaitu 2n = 43-46. Jumlah kromosom ikan pada umumnya bervariasi. Seperti pada ikan genus Ephinephelus yang memiliki jumlah kromosom 24 Hartono, 2003. Ikan Teleostei umumnya memiliki jumlah kromosom antara 18 sampai 104 Lagler, 1962 dalam Parhusip, 2010. Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui bahwa jumlah kromosom ikan toman Gambar 1 dari lima preparat yang diamati memiliki kisaran 2n = 40-50. Sedangkan pada preparat ikan serandang Gambar 2 didapatkan jumlah kromosom dengan kisaran 43-46 dari 5 preparat yang diamati dengan modus 46. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah kromosom ikan serandang 2n berkisar antara 43-46. Penggunaan modus ini dilakukan menurut Hartono 2003. Kromosom pada beberapa spesies ikan kemungkinan akan ada kesamaan jumlah. Tetapi bila dilihat dari bentuk, ukuran dan komposisinya dapat berbeda. Makin jauh hubungan kekerabatan suatu organisme maka semakin besar kemungkinan perbedaan jumlah, bentuk serta susunan kromosomnya Sharma dan Sharma, 1983 dalam Siagian, 2006. Penelitian tentang sitogenetik pada beberapa jenis ikan diketahui bahwa ada beberapa spesies dari genus yang sama memiliki jumlah set kromosom yang berbeda seperti pada ikan rainbow trout dimana jumlah kromosom berkisar antara 2n = 58–63 Colihueque et al., 2000 dalam Siagian, 2006, pada spesies crab 2n = 146–148 Lee et al., 2004 dalam Siagian, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Singh et al. 2013 pada ikan famili Channidae spesies Channa gachua dari India Tenggara didapatkan jumlah kromosom adalah 56 2n = 112 sampai 78 pasang 2n = 156 dan pada spesies Channa marulius dari Sungai Indus Pakistan yang dilakukan oleh Bhatti et al. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 131 2013, didapatkan 22 pasang jumlah kromosom 2n = 44. Penelitian lain yang dilakukan oleh Novizarni 2005, mengenai jumlah kromosom Cyprinus carpio menunjukkan hasil 2n = 50. Sementara Wati 2008, yang meneliti jumlah kromosom dari salah satu spesies Cyprinidae yaitu Mystacolensus padangensis melaporkan jumlah kromosom 2n = 50. Beberapa spesies ada yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dan ada yang berbeda. Menurut Sinnot et al. 1959 dalam Wati 2008 jumlah kromosom dapat sama atau berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya, akan tetapi pada spesies-spesies yang mempunyai jumlah kromosom sama akan terdapat perbedaan pada morfologi kromosomnya. Kromosom yang diamati dapat berasal dari beberapa sumber sel. Masing-masing sumber memiliki kelebihan dan kekurangan. Insang, sirip, epitel sisik dan epitel insang kurang baik untuk digunakan karena jaringan ini biasanya sedikit sekali sel yang membelah. Ginjal merupakan jaringan yang baik untuk digunakan dalam pembuatan preparat kromosom karena sel-selnya aktif membelah. Hal ini berkaitan dengan fungsinya sebagai pusat pembentukan sel darah merah atau selnya sering mengalami kerusakan Denton, 1973 dalam Sucipto, 2008. Pada pengamatan di mikroskop, dari beberapa preparat yang diamati yaitu insang, ginjal dan sirip, ditemukan sebaran kromosom yang baik adalah pada ginjal ikan toman dan serandang. Jusuf 2001, menjelaskan bahwa di dalam pewarisan kromosom kepada anakannya, terjadi dua sistem pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pada pembelahan mitosis memiliki beberapa fase antara lain interfase, metafase, anafase dan telofase. Pada tahap metafase kromosom akan tampak jelas karena pembelahan sel akan dihambat. Bahan yang paling sering digunakan sebagai penghambat pembelahan mitosis adalah kolkisin. Kolkisin adalah suatu alkaloida hasil ekstraksi umbi tanaman Colcicum autumnale yang berpengaruh unik, yaitu dapat meniadakan pembentukan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada stadium metafase, fase dimana kromosom berkontraksi maksimal dan nampak paling jelas Denton, 1973; Sharma, 1976; Surya, 1994 dalam Sucipto, 2008. Konsentrasi normal yang biasa digunakan untuk jaringan ikan berkisar antara 0,01-0,1% untuk periode waktu 1-6 jam Denton, 1973 dalam Sucipto, 2008. Selain kolkisin dapat juga menggunakan kolsemid deacethymethyl colcicine, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 132 velban vinblastine sulfate, asenaften, kloral hidrat, coumarin dan turunannya, askalin, isopsoralen, oksiquinalen, dan P-diklorobenzen Sharma, 1976 dalam Sucipto, 2008. Pada penelitian ini karena sampel ikan yang digunakan berukuran besar, maka preparat kromosom dibuat dengan metode squash yang mengacu kepada Gul et al. 2004 dalam Roesma et al. 2012, dengan modifikasi yaitu dengan metode injeksi. Hubungan kekerabatan merupakan suatu gambaran organisme yang satu dengan yang lain, baik yang sekarang ada maupun yang hidup di masa silam selama perkembangan sejarah filogenetiknya. Dalam sistematika, jauh dekatnya hubungan antarkesatuan taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik. Kekerabatan genetik ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul nenek moyang sesuai perkembangan atau proses evolusi Davis dan Heywood, 1973 dalam Utama et al., 2012. Seperti pada ikan toman dan serandang juga memiliki persamaan sifat salah satunya yaitu kedua ikan ini bersifat predator sama seperti genus Channa spesies lainnya. Dilihat dari segi fenotip, ikan toman dan ikan serandang dapat kita bedakan secara langsung dengan melihat morfologinya. Ikan toman dan ikan serandang mempunyai kemiripan yaitu ikan ini termasuk ikan dengan sebutan ikan-ikan snakehead yang mempunyai bentuk kepala yang menyerupai ular sama seperti ikan-ikan dari famili channidae lainnya. Analisa kromosom di bidang perikanan mempunyai banyak peranan. Karakteristik kromosom ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi genotip hasil hibrid, membandingkan spesies yang berbeda, evolusi, pengelolaan stok ikan, pencemaran lingkungan, penyebab terjadinya penyakit, identifikasi spesies, penentuan jenis kelamin dan masih banyak lagi. Selain itu analisa kromosom juga dapat dipakai dalam mengetahui kekerabatan suatu spesies ikan. Makin jauh hubungan kekerabatan suatu organisme, makin besar kemungkinan perbedaan jumlah, bentuk, serta susunan kromosomnya Yatim, 1991. Pada ikan toman dan ikan serandang hubungan kekerabatannya cukup dekat, yaitu kedua ikan ini mempunyai kesamaan kedudukan taksonomi pada tingkat kingdom, filum, kelas, ordo, famili dan genus. Dengan adanya kesamaan ini, diharapkan dimasa yang akan datang kedua ikan ini dapat dilakukan kegiatan hibridisasi yang dapat Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 133 menghasilkan varietas baru yang lebih unggul. Sebagai informasi awal, hasil penelitian ini dapat memberikan data yang berguna terutama sebagai dasar untuk menduga adanya tingkatan evolusi spesies dalam satu genus berdasarkan sedikit atau banyaknya jumlah kromosom. Denton 1973, menyatakan bahwa adanya kecenderungan hubungan jumlah kromosom terhadap tingkatan evolusi spesies. Spesies yang lebih primitif lebih banyak jumlah kromosomnya dibandingkan dengan spesies yang lebih maju. Hal ini terjadi karena kromosom spesies yang lebih primitif sebagian besar terdiri dari akrosentrik, sedangkan kromosom spesies yang lebih maju sebagian besar terdiri dari kromosom metasentrik. Hasil penelitian ini juga membuka peluang bagi kajian-kajian yang lebih spesifik lainnya seperti analisa kariotip, pemetaan repetitif DNA dengan teknik FISH Fluorecent in situ Hiybridization dan berbagai kajian lainnya yang berhubungan. Keakuratan analisa dari masing-masing kajian tersebut berpeluang besar untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada, baik antar populasi pada spesies yang sama dengan jumlah kromosom yang sama maupun antar spesies yang berbeda dengan jumlah kromosom yang sama. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah kromosom dari dua spesies ikan genus Channa, untuk C. micropeltes memiliki jumlah kromosom 2n berkisar 40-50, sedangkan C. pleuropthalmus memiliki jumlah kromosom 2n berkisar 43-46. DAFTAR PUSTAKA Bhatti, M. Z., M. Rafiq and A. Mian. 2013. Karyotype of sol Channa marulius from Indus River Pakistan. The Journal of Animal and Plant Sciences. Vol 23 2 475-479. Denton, T. E . 1973. Fish Chromosome Methodology. Charles C. Thomas phublisher. Springs Field, Illionis, USA. 165 p. Djamhurijah, S., O. Carman dan Abinawanto. 2001. Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 2 1 19-23.. Hartono, D. P. 2003. Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jusuf, M. 2001. Genetika 1. Sagung Seto. Bogor. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 134 Muflikhah, N., M, Safran dan N. K. Suryati. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. Muslim. 2013. Jenis-jenis ikan gabus Genus Channa di perairan rawa banjiran Sungai Kelekar Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biologi Untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan. Novizarni. 2005. Jumlah kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas. Padang. Parhusip, J. 2010. Perbedaan kariotipe dua spesies ikan batak Neolissochilus sp. dan Tor sp. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan. Roesma, D., Syaifullah dan Melyawati. 2012. Pengamatan kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKR., Cyprinidae dari Danau Singkarak Sumatera Barat. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang. Siagian, W. K. 2006. Karakteristik kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Singh, S., C. Sing., L. Thoudingjam and G. Waikhom. 2013. A New Report of Karyotype in the Freshwater Snakehead Fish, Channa gachua Channidae Perciformes from Northeast India, Manipur. International Journal of Research in Fisheries and Aquaculture. Vol 31 7-10. Sucipto, A. 1997. Karyotipe ikan nila merah Oreochromis sp.. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan Institut Pertanian Bogor Supiwong, W., J. Pornpimol dan T. Alongkoad. 2009. A New Report of Karyotype in the Chevron Snakehead Fish, Channa striata Channidae, Pisces from Northeast Thailand. Department of Biology, Faculty of Science, Khon Kaen University. Thailand. Walter, R., Jr. Courtenay and J. D. Williams. 2004. Snakeheads Pisces, Channidae - A Biological Synopsis and Risk Assessment. Geological Survey Circular 1251. Wati, M. 2008. Studi kromosom ikan bilih Mystacolensus pandangensis, Blkr, Cyprinidae Danau Singkarak Sumatera Barat. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang. Yatim, W. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito. Bandung Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 ... Penelitian mengenai aspek biologi ikan gabus di Indonesia sudah banyak dilakukan antara lain tentang aspek biologi reproduksi Makmur, Raharjo, & Sukimin, 2003;Muslim, 2007c, biologi Puspaningdiah, Solichin, & Ghofar, 2014, jenis ikan gabus , karakteristik kromosom ikan gabus dari habitat berbeda Saputra, Muslim, & Sasanti, 2014, perbedaan kromosom ikan gabus dengan ikan toman Resfiza, Muslim, & Sasanti, 2014, pertumbuhan benih ikan gabus Al-Fathansyah, Muslim, & Khotimah, 2015;Prakoso, Ath-thar, Radona, & Kusmini, 2018. ... Muslim MuslimSnakehead fish Channa striata is one type of freshwater fish that has high economic value. These fish has good biological potential to be developed into an aquaculture commodity. Besides having the advantage of biological aspects, this species also has business prospects in the future. In addition to being used as a side dish, this fish can be processed into various processed products. At present, snakehead fish is also used as a wound healing drug, because its meat contains albumin. With the advantages of biological and economic aspects, then potential this species is breeding to produce larvae that are ready to be stocked into the waters as an effort to conserve fish resources and increase population in nature. In addition, fish breeders can be used for aquaculture. Muslim MuslimSuatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan gabus yang terdapat di rawa banjiran sekitar Sungai Kelekar Indralaya telah dilakukan pada bulan April-Agustus yang digunakan adalah metode survey, observasi dan wawancara dengan masyarakat nelayan. Hasil penelitian diperoleh 4 jenis ikan dari Genus Channa kelompok ikan gabus yaitu ikan gabus Channa striata, ikan toman Channa micropeltes, ikan bujuk Channa lucius, dan ikan serandang Channa pleuropthalamus.Kondisi kualitas air habitat ikan Channidae cenderung berbeda tiap chromosomes of the freshwater snakehead fish Channa gachua Hamilton from Northeast India, Manipur were investigated for the first time by using conventional staining diploid chromosome number was 2n=56 with karyotype composed of 24 metacentric m, 16 submetacentric sm, 6 subtelocentric st and 10 telocentric t chromosomes, having fundamental arm numbers, NF=96, without heteromorphic sex chromosomes. This is a new report of karyotype in the C. gachua. The present study gives the karyotypic and cytogenetic data of channid fishes and enhances the cytotaxonomic information and chromosome evolution of Channidae family. Introduction The freshwater dwarf snakehead fish, is a member of the family Channidae, represented by 32 species, of which 29 are of Asian genus Channa Scopoli and 3 of African genus Parachanna [14]. They are freshwater predatory fishes found throughout South, East and Southeast Asia and are very important in fishery, aquaculture, food fish species, pharmaceutical products and traditional medicine [19]. Out of 32 species of Channa 11 species are reported so far from the Northeast India [14, 39]. Two of the eleven species of Channa of this region known to taxonomists have been studied karyotypically so far, each having a different diploid number 2n=32 and 2n=40 [20]. However, the present karyotypic study of of this region shows different diploid count of 2n=56, as reported from other geographical areas of India by earlier workers. Sharma and Agarwal [21] reported the diploid chromosome number of from Surinsar lake Jammu and Kashmir, India as 2n=78, similar to the reports of Manna and Prasad [9] from Kalyani region West Bengal, India though their fundamental arm numbers and karyotypes were different Table. 1. Variations on chromosome number and morphology can be found between different populations of the same species or among different individuals of the BhattiM. RafiqA. MianSol Channa marulius, family Channidae, order Perciformes is an important fish species indigenous to Indo-Pakistan sub-continent, and has a commercial value, adapted to survive in low dissolved oxygen. Three populations Indus, Indian and Thailand appear isolated and significant difference between Indus and Indian population has appeared in mansural characters. Karyological studies on Channa marulius suggest a diploid number of 44 for the species but the Indian population and Thailand population are different in number of metacentric and telocentric chromosomes. Sol samples n =7, 15-20 cm were collected from Head Tounsa river Indus and their gill tissues were removed, torn apart and left in hypotonic solution, fixed and spread over a glass slide, stained with aceto-orcein and studied under microscope 100 X. Study of 45 well spread metaphase suggested a diploid number of 44, 8 metacentric having arm ratio of around 2 and 36 telocentric. Present population shares 2n number of 44 with the stocks of the species present in India and Thailand, yet is different from two other stocks in respect of chromosome morphology Indian 40 metacentric + 4 telocentric; Thailand 4 metacentric + 4 submetacentric + 36 telocentric, suggesting intraspecific differences probably caused by ParhusipThe research of " Karyotype Differences of Two Species of Batak fish Tor Neolissochilus sp. and Tor sp." has conducted from March to September 2009 at Genetics’ Laboratory of Mathematics and Natural Sciences Faculty, University of Sumatera Utara, Medan. Analysis carried out on the gills of two species of fish by using a method developed by Fisher and Rachlin 1972 with Giemsa staining. The results of this study showed karyotype differences from Neolissochilus sp. and Tor sp. Neolissochilus sp. and Tor sp. has 3 types of chromosomes with chromosome type metacentric, submetacentric and telocentric. The longest chromosome of Neolissochilus sp. is the chromosome number 1 with a length of μm with chromosome type submetacentric while, the longest chromosome of Tor sp is chromosome number 1 with length μm with metacentric type. The shortest chromosome of Neolissochilus sp. is the chromosome number 40 with a length of μm with chromosome type telosentric. While the shortest chromosome of Tor sp. is chromosome number 27 with length μm with chromosome type telocentric. The biggest chromosome arm relative Percentage % PR of Neolissochilus sp. is % while, Tor sp. is %. The smallest chromosome arm relative percentage of Neolissochilus sp. is % while Tor sp. %. The biggest percentage centromere index % IS of Neolissochilus sp. and Tor sp. has same value 100%. The smallest percentage centromere index of Neolissochilus sp. is 25 %, while Tor sp. is 28 %. Penelitian tentang ” Perbedaan Kariotipe Dua Spesies Ikan Batak Neolissochilus sp. dan Tor sp.” telah dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai dengan September 2009 di Laboratorium Genetika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Sumatera Utara, Medan. Analisis dilakukan terhadap insang dari kedua jenis ikan tersebut dengan mengunakan metode yang dikembangkan oleh Fisher dan Rachlin 1972 dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan karyotipe dari Neolissochilus sp. dan Tor sp. Neolissochilus sp. dan Tor sp. mempunyai 3 jenis kromosom dengan tipe kromosom metasentis, submetasentris dan telosentris. Kromosom terpanjang Neolissochilus sp. adalah kromosom nomor 1 dengan panjang kromosom 0,75 µm dengan tipe kromosom submetasentris sedangkan Tor sp. kromosom terpanjang adalah kromosom nomor 1 dengan panjang kromosom 0,87 µm dengan tipe kromosom metasentris. Kromosom terpendek Neolissochilus sp. adalah kromosom nomor 40 dengan panjang kromosom 0,04 µm dengan tipe kromosom telosentris. Sedang pada Tor sp. kromosom terpendek adalah kromosom nomor 27 dengan panjang kromosom 0,09 µm dengan tipe kromosom telosentris Persentase panjang relatif lengan % PR kromosom terbesar pada Neolissochilus sp. adalah 7,2 % sedang pada Tor sp. adalah 7,85 %. Persentase panjang relatif lengan kromosom terkecil pada adalah Neolissochilus sp. adalah 0,3 % sedang pada Tor sp. 0,75 % . Persentase indeks sentromer % IS yang terbesar Neolissochilus sp. dan Tor sp. sama yaitu 100%. Sementara % IS terkecil pada Neolissochilus sp. adalah 25 %, sedang pada Tor sp. nilai % IS terkecil adalah 28 %. 050805065Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisusS DjamhurijahO Carman Dan AbinawantoDjamhurijah, S., O. Carman dan Abinawanto. 2001. Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 2 1 19-23..Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian BogorD P HartonoHartono, D. P. 2003. Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. JusufJusuf, M. 2001. Genetika 1. Sagung Seto. kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamNovizarniNovizarni. 2005. Jumlah kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKRD RoesmaSyaifullah Dan MelyawatiRoesma, D., Syaifullah dan Melyawati. 2012. Pengamatan kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKR., Cyprinidae dari Danau Singkarak Sumatera Barat. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian BogorW K SiagianSiagian, W. K. 2006. Karakteristik kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ikan air tawar memiliki ragam jenis ikannya , seperti toman dan gabus yang merupakan target para pemancing fresh water. Kedua ikan tersebut termasuk satu familia dengan lele sehingga hampir memiliki bentuk dan rupa yang hampir apa bedanya dari kedua ikan ini?? 1. Ikan toman Komoditi ikan toman snakehead raksasa berwarna merah , dengan garis-garis lateral yang oranye dan hitam muncul setelah sekitar dua bulan. Sebagai toman juga mengalami perubahan garis-garis dan kemerahan , dan malah mengembangkan pola kebiruan – hitam dan putih pada tubuh atasnya. ikan yang dijual dalam perdagangan ikan akuarium yang biasa disebut ” snakeheads merah “. Mereka bisa mendapatkan hingga 4 kaki panjang dan berat sampai 44 kg toman raksasa adalah yang paling agresif dari 30 spesies snakeheads lainya. Spesies ini memiliki kemampuan untuk melompat ke darat dan menghirup udara , meskipun mereka hanya mampu melakukan hal ini di daerah berlumpur atau rawa, maka ikan ini juga di juluki dengan nama ” Mudfish”. Kemampuan untuk menghirup udara dengan menggunakan paru-paru primitif terletak tepat di belakang insang memungkinkan untuk bertahan hidup di genangan air, di mana kandungan oksigen dalam air sangat rendah, dengan muncul ke permukaan dan mengambil sedikut udara. Hal ini juga memungkinkan toman untuk melakukan perjalanan jarak pendek di lumpur , meskipun tidak mampu untuk berburu saat di lumpur , karena tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri sama sekali dengan sirip kecil dibandingkan dengan tubuhnya yang besar . Mengenal Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman. 2. Ikan gabus Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular sehingga dinamai snakehead. Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui “berjalan” di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Mengenal Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman. " Tahu Ikan Gabus? Tentu tahu bukan!! tapi tahukah kamu dengan Ikan Toman? Apa sih Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman? Apa ada ciri-ciri khusus diantara keduanya? " Perbedaan Ikan Gabus dan Toman - Buat sobat di luar pulau Jawa tentu sudah tidak asing lagi dengan Ikan Toman karena ikan satu ini memang berasal dari Luar Pulau Jawa. Tapi berbeda dengan Penduduk Pulau Jawa yang masih asing dengan Ikan Toman. Sekilas keduanya memang tidak jauh berbeda, Lantas apa perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman?. Keduanya merupakan Keluarga Snakhead dengan ciri khas kepalanya yang mirip ular. Di alam liar, Snakehead merupakan predator air tawar. Karena itulah Snakehead sering menjadi target para pemancing. Ikan Gabus dan Toman sangat agresif saat menyambar umpan dan melakukan perlawanan membabi buta saat dipancing. Dan Tahukah Kamu Apa Perbedaan Ikan Toman dan Ikan Gabus? Baca Juga 2 Bulan Panen!! Pakan Alternatif Ikan Lele biar Cepat Besar [7 Point Penting] Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal 9 Cara Mudah Membedakan Ikan Nila dan Mujair Lengkap + Gambar Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman Perbedaan yang sangat menonjol dari keduanya bisa anda lihat dari corak warna yang melekat pada ikan gabus dan ikan toman. Warna dan corak ikan toman lebih tajam dan berfariasi dibandingkan ikan gabus. Selain itu ikan toman juga mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan gabus. Baiklah kali ini mimin akan membahas perbedaaan keduanya secara lebih spesifik. ikan toman hias ikan toman liar Klasifikasi ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Actinopterygii Ordo Perciformes Famili Channidae Genus Channa Spesies C. micropeltes Ciri-Ciri Ikan Toman Ikan toman merupakan jenis predator air tawar dari keluarga snakehead. Ikan toman merupakan jenis terbesar dari keluarga snakeead, maka dari itu toman sering juga disebut Giant Snakehead. Kepala yang besar serta mulut besar dengan gigi yang sangat tajam. Bentuk tubuhnya bulat memanjang separti torpedo dengan ekor yang bulat pula. Setelah dewasa ikan toman berwarna kemerahan dengan garis dan corak orange serta hitam muncul setelah dua bulan. Sebagian juga mengalami perubahan dengan garis kemerahan, bahkan ada yang corak kebiruan sampai hitam dan putih pada tubuh bagian atasnya. Ikan toman dapat tumbuh hingga ukuran 4 kaki 1 meter lebih dengan berat hingga 44 kg. Snakehead jenis ini mampu melompat ke darat dan menghirup okaigen, meskipun hanya dilakukan pada daerah berlumpur atau rawa. Dengan bantuan paru-paru primitif yang terletak dibelakang insang, memungkinkan ikan ini bertahan hidup pada genangan air, dimana kandungan oksigen sangat rendah. Hal tersebut memungkinkan ikan toman mampu melakukan perjalanan di lumpur. Meakipun tidak mampu beeburu di genangan lumpur. Manfaat Dan Kegunaan Ikan toman merupakan jenis ikan yang cukup digrmari karena dagingnyayang lembut. Toman serimg kali dibakar, digulai atau di buat sup. Selain itu toman juga diasinkan untuk dipasarkan ke pulau jawa atau pulau lainnya. Di Singapura ikan toman banyak dipelihara di kolam pemancingan atau saluran air untul rekreasi memancing. Karena tarikan toman memang sangat mengasikan saat tertancap kail. Warnanya yang inda juga mrnjadikan toman sebagai ikan hias diberbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Namun kekhawatiran justru muncul di Pulau Jawa. Ikan Toman mulai banyak ditemukan di Pulau Jawa, karena di lepasliarkan di sungai-sungai dengan alasan pengembang biakan atau hobi untuk pancingan. Namun hal ini dilema baru, dengan adanya ikan toman di sungai-sungai pulau jawa dikhawatirkan merusak ekosistem aslinya. Karena memang Ikan Toman bukan asli Pulau Jawa. Ikan Gabus ikan gabus Klasifikasi ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Actinopterygii Ordo Perciformes Famili Channidae Genus Channa Spesies C. striata Ciri-Ciri Ikan Gabus Jenis ini merupakan predator air tawar yang sering kita jumpai. Ikan gabus mempunyai sebutan yang berbeda-beda disetiap daerah misalnya, bocek, aruan, haruan, kocolong, bayong, licingan, kutuk, bogo, kabos dan masih banyak kainnya. Dengan kepala berukuran besar dan agar gepeng yang mirip ular, sehingga sering disebut snakehead. Adanya sisik besar diatas kepalanya, dengan warna hitam kecoklatan dan kehijauan. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih, dengan mulut yang besar serta gigi tajam layaknya predator. Di Indonesia ikan gabus banyak di jumpai di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Habitat asli ikan ini ialah aliran sungai besar, rawa-rawa, danau dan danau. Ikan ini menjadi hawa bila terdapat di kolam-kolam peliharaan karena memangsa ikan-ikan kecil. Manfaat dan Kegunaan Ikan gabus sebenarnya punya nilai ekonomis yang tinggi. Rasanya yang gurih dan enak menjadikan ikan gabus menjadi ikan konsumsi. Di Kalimantan dan Sumatera ikan gabus di asinkan untuk selanjutnya di perdagangkan ke daerah lain. Gabus asin punya harga jual yang cukup mahal, selain itu gabus segar banyak dijual dalam keadaan hidup. Yang merupakan sumber protein penting khususnya bagi penduduk desa yang berdekatan dengan sungai, rawa atau sawah. Buat para petani ikan gabus sangat menguntungkan, ikan gabus memakan keong yang banyak hidup di sawah-sawah petani. Keong sering kali merusak tanaman padi yang sedang digarap petani. Untuk mengatasi hal itu petani seringkali membudidayakan ikan gabus di sawah mereka dengan maksud bisa memberantas hama keong. Namun gabus juga bisa merugikan ketika masuk ke kolam-kolam pemeliharaan ikan. Ikan gabus sangat rakus saat memangsa, khususnya ikan peliharaan yang berukuran kecil dan dapat menghabiskan ikan ikan disana. Bahkan di Sulawesi dan Irian Jaya ikan gabus menjadi predator no. 1 yang sangat mengganggu karena telah memangsa dan memusnahkan spesies ikan asli disana. Beberapa tahun lalu di Amerika Utara juga mewaspadai Snakehead sebagai ikan berbahaya. Snakehead masuk ke Amerika sebenarnya sebagai ikan hias, mungkin karena kecerobohan penduduk snakehead lepas ke alam liar dan menyebar ke sungai-sungai dan rawa. Di khawatirkan snake head akan merusah okosistem dan keseimbangan perairan disana. Itulah beberapa perbedaan antara ikan Toman dan Ikan Gabus. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat. Terima kasih. Ilustrasi ikan toman Flickr Editor Tanti Malasari - Rabu, 6 Juli 2022 1030 WIB Sariagri - Ikan toman atau dikenal dengan nama Giant Snakehead, merupakan ikan predator yang ganas. Rahang ikan ini sangat kuat dan dilapisi dengan gigi jika dilihat secara fisik ikan yang satu ini masih termasuk dalam kategori ikan predator dari ikan atau dalam bahasa Latin adalah Channidae. Meski begitu, toman memiliki beberapa karakteristik morfologi yang membedakannya dari jenis ikan ikan toman1. KepalaKarakteristik ikan ini yang paling menonjol yaitu pada bagian kepalanya. Ikan ini memiliki bentuk kepala unik yang cenderung meruncing dan besar menyerupai kepala ular TubuhCiri kedua dari toman yaitu memiliki bentuk tubuh yang nyaris menyerupai bentuk torpedo, sebab tubuhnya panjang, dengan ekor yang cenderung membulat. Ukurannya pun bervariasi, namun umumnya jika sudah dewasa toman bisa mencapai 1,5 meter dengan berat hingga 44 bentuk tubuh, warna tubuh ikan ini juga cenderung berubah-ubah. Untuk toman yng sudah dewasa, biasanya berwarna hitam kebiru-biruan dengan bagian perut berwarna anakan ikan toman berwarna kemerah-merahan dengan garis berwarna jingga dan hitam di kedua sisi MulutLetak mulut toman berada di ujung depan dekat kepala dan agak ke bawah. Ikan ini juga memiliki moncong yang pada umumnya bisa ditonjolkan ke jika dilihat bentuk mulut toman memang kecil, nyaris bisa dibilang tidak memiliki bibir bagian atas maupun rahang. Toman juga memiliki lipatan bibir yang sangat begitu mulut toman bisa terbuka sangat lebar. Hal inilah yang membuatnya mausk dalam kategori ikan predator. Ditambah lagi dengan deretan giginya yang berukuran kecil namun SiripMeski toman mirip dengan ikan gabus, namun toman tetap memiiliki perbedaan tersendiri, yaitu siripnya. Toman memiliki lima sirip yang terletak di bagian punggung atau yang juga disebut dengan pinnae dorsalis, sirip perut atau dalam bahasa Latin adalah pinnae ventralis, sirip ekor, dan juga sirip sirip yang terletak di bagian punggung, berukuran cukup panjang dan nyaris sampai ke bagian pangkal ekor. Untuk sirip yang terletak di bagian dubur panjangnya juga bisa mencapai pangkal Garis unikUmumnya, toman yang sudah dewasa memiliki garis-garis lateral yang hadir dalam dua warna, yakni hitam dan oranye. Ketika toman berusia sekitar 2 bulan, garis-garis ini akan beberapa dari jenis ikan ini juga mengelami perubahan garis lateral, yakni berubah menjadi kemerahan. Bahkan ada yang garis lateralnya berubah pola-pola menjadi warna biruan dengan warna hitam dan putih pada bagian dan penyebaranIkan ini memiliki habitat di lingkungan perairan yang bergerak lambat seperti saluran sungai dataran rendah yang besar dan dalam, danau pedalaman, dan rawa, termasuk kanal dan bendungan buatan dengan nama latin Channa micropeltes ini, dianggap sebagai ikan channa tangkapan di wilayah Asia Tenggara. Jangkauan sebarannya mencapai barat daya, dari drainase Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja termasuk sistem danau Tonle Sap.Tak hanya itu penyebarannya juga ke Vietnam, sampai ke semenanjung Thailand tengah dan selatan, Semenanjung Malaysia, Singapura, dan Kepulauan Sunda Besar di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan toman Kalimantan menjadi salah satu yang cukup predator hias di akuariumBagi pecinta ikan hias predator, ikan toman hias menjadi salah satu primadonanya. Salah satu alasan mengapa ikan ini banyak dipelihara sebab toman termasuk ikan yang memang relatif tidak sulit untuk ikan toman di pasaran berkisar antara u hingga Rp1 juta per ekor tergantung ukuran dan jenisnya. Perlu diketahui, tidak seperti kebanyakan spesies Channa lainnya, toman membutuhkan banyak ruang untuk berenang karena itu memelihara ikan ini harus di dalam akuarium yang besar. Namun banyak juga para penghobi ikan predator yang memeliharanya di akuarium rumahan, terkadang bersama spesies ikan predator Juga Morfologi Ikan Toman, Keluarga Ikan Gabus yang Punya Gigi Tajam5 Ikan Air Tawar yang Paling Berbahaya di Dunia, Berani Memeliharanya?Yang perlu diingat adalah, menggunakan penutup akuarium yang rapat karena spesies toman terkenal akan kemampuannya untuk melompat atau melarikan harus mempunyai celah udara di antara penutup dan permukaan air karena ikan ini membutuhkan akses pada lapisan udara lembab. Ikan toman membutuhkan akuarium bersuhu 20-30 °C, dengan ph dan tingkat kesadahan air 36-357 ppm.

perbedaan ikan toman dan gabus